Judul Novel: The Dead Returns Penulis:  Akiyoshi Rikako Penerbit: Penerbit Haru Tahun terbit: 2015 Tebal: 252 halaman Koya...

[Review] Novel - The Dead Returns


Judul Novel: The Dead Returns
Penulis:  Akiyoshi Rikako
Penerbit: Penerbit Haru
Tahun terbit: 2015
Tebal: 252 halaman

Koyama Nobuo, seorang penggemar fanatik kereta api yang nyaris ‘tidak terlihat’ di sekolahnya jatuh dari sebuah tebing curam. Orang-orang menganggap kejadian itu sebagai sebuah kecelakaan.
Namun ia yakin kematiannya akibat dibunuh. Lebih ajaibnya lagi, nyawa seorang Koyama Nobuo terjebak dalam tubuh seorang Takahashi Shinji, seorang pria tampan yang terlahir di keluarga kaya. Berbekal identitas baru sebagai Takahashi Shinji, Koyama kembali ke sekolah lamanya, menyelidiki dalang di balik kematiannya yang misterius. Ia bertemu dengan Maruyama, gadis pendiam yang sering diejek bersamanya oleh anak-anak lain di kelas karena sepasang meja dengan tanda hati yang mereka berdua tempati. Ia bertemu dengan Yoshio, sahabatnya yang lama kelamaan menunjukkan gelagat aneh. Atau Sasaki dan Arai, laki-laki populer anak klub sepak bola yang mengajaknya berteman karena wajahnya yang tampan. Teman-teman yang menganggap keberadaannya, tidak seperti Koyama yang diabaikan, atau gelagat aneh yang ditunjukkan oleh wali kelas dan ibu kandungnya. Ia berjuang mencari, menyelidiki sang pembunuh yang ternyata...
Baiklah. Berhubung saya tidak mau membuka kartu as bagi kalian yang belum baca, saya tidak memberikan akhirnya. Hehehe. Bagi kalian yang menyukai gaya bahasa teenlit, ini oke banget buat kalian. Tapi bagi kalian yang biasa membaca buku dengan bahasa puitis nan baku, mungkin kalian akan sedikit kecewa. Gaya bahasa novel ini mendekati novel-novel keluaran metropop yang cukup baku meski sedikit bahasa gaul digunakan dalam percakapan. Dari segi plot, cukup menarik dan menyajikan misteri untuk diungkap dengan cara yang ringan dan membuat kita tidak ingin berhenti membaca. Plotnya tidak sedalam dan serumit novel misteri karangan Sir Conan Doyle atau Agatha Christie. Jadi bagi yang malas memutar otak sampai pindah ke dengkul, buku ini cocok kok untuk bacaan ringan di sore hari yang tenang.
Kekurangan novel ini saya rasa hanya karena beberapa ‘kode’ cukup kentara sehingga jika sudah membaca kurang dari setengah novel ini kalian sudah mulai bisa menetapkan kandidat pembunuh Koyama Nobuo. Bahasanya rapi (tentu saja karena ini novel terjemahan) dan bahasa gaul yang digunakan juga tidak berlebihan jumlahnya jadi masih nyaman untuk dibaca –bagi yang benci bacaan sekelas teenlit yang sebagian besar mengunakan bahasa gaul. Selebihnya, buku ini bisa saya kategorikan di atas 7 dari 10.
Bagi yang tertarik membaca buku ini, saya saranan kalian berusia lebih dari 14 tahun. Mengapa? Ada beberapa bagian yang memerlukan pemikiran yang cukup terbuka. Terutama karena ini novel terjemahan, dan tentunya setiap negara memiliki budaya dan tradisi yang berbeda-beda.

Plot: 7 dari 10

Bahasa: 7.5 dari 10

0 comments: